main content
Memahami Proses Ekstraksi Kopi

Sebelum memulai aktivitas di pagi hari atau setelah beraktivitas ketika malam, seringkali kita membutuhkan secangkir kopi untuk dinikmati.

Tau nggak? Di balik secangkir kopi yang kamu minum, terdapat proses yang harus diperhatikan dengan teliti agar kamu dapat menikmati kopi dengan maksimal. Yuk, simak cara menikmati kopi agar optimal berikut ini!

Kondisi Under dan Over Extraction

Proses ekstraksi merupakan proses larutnya bubuk kopi saat terkena air yang kemudian menjadi air kopi. Hasil ekstraksi ini juga dapat memberikan deskripsi rasa kopi, seperti rasa nutty, fruity, dan rasa lainnya. Ada dua hal yang mungkin terjadi dalam ekstraksi kopi, yaitu under-extraction dan over-extraction.

Under-extraction adalah keadaan dimana sari-sari kopi terlalu sedikit diekstraksi. Sementara itu, over-extraction adalah keadaan dimana terlalu banyak sari kopi yang terekstrak. Pada umumnya, ekstraksi kopi yang ideal adalah ekstraksi yang berada pada titik seimbang. Artinya, bubuk kopi terekstraksi dengan sempurna sehingga menghasilkan rasa nikmat yang maksimal.

Untuk mendapatkan ekstraksi kopi yang ideal, kamu bisa mengandalkan indera perasa. Apabila kopi terasa pahit dan mulut terasa kering setelah meminum kopi, berarti kopi yang kamu buat over-extracted. Sementara itu, jika kopinya terlalu asam dan kecut, berarti kopi yang kamu buat masih under-extracted.

Tingkat Kehalusan Biji Kopi yang Digunakan

Menggiling kopi sebelum menyeduh kopi dapat menjaga kesegaran, karakter rasa, dan aroma kopi. Dalam hal ini, konsistensi ketika menggiling kopi sangat memengaruhi kualitas kopi yang kamu buat. Kamu memerlukan tingkat konsistensi partikel bubuk kopi yang telah digiling sesuai dengan metode seduh yang kamu gunakan.

Semakin halus tingkat gilingan kopimu, maka semakin banyak partikel yang terekspos dan membuat kopi lebih banyak terekstraksi. Hal ini disebabkan karena tingginya intensitas air yang mengalir di sela partikel kopi. Dengan demikian, rasa kopi yang kamu buat akan terasa lebih kuat dan intens. Apabila gilingan semakin kasar, maka kopi yang terekstrasi semakin sedikit karena rendahnya intensitas air yang mengalir di sela partikel kopi.

Baca Juga: Cara Menikmati Kopi Hitam dari Berbagai Negara Ini Bisa Kamu Coba di Rumah!

Ada beberapa tingkat kehalusan gilingan kopi yang bisa kamu coba, yaitu coarse, medium, fine, dan very fine. Coarse atau gilingan kasar cocok untuk metode penyeduhan french press, percolator, serta cupping. Tingkat kehalusan ini mirip dengan tekstur garam laut. Setelah itu, medium atau gilingan sedang yang cocok untuk metode penyeduhan cone, siphon coffee, serta aeropress. Tekstur hasil gilingan sedang mirip dengan tekstur pasir.

Sementara itu, tingkat kehalusan gilingan fine atau gilingan halus cocok untuk metode penyeduhan espresso, stovetop espresso maker, moka pot, sera aeropress. Tekstur ini mirip dengan garam meja, tetapi sedikit lebih halus. Tingkat kehalusan gilingan ini seringkali kita temui saat membeli kopi kemasan.

Tingkat kehalusan yang terakhir adalah very fine atau gilingan sangat halus yang cocok untuk metode penyeduhan ibrik atau kopi turki. Hasil gilingan ini mirip dengan tekstur tepung atau serbuk.

Temperatur Air

Ketika menyeduh kopi, temperatur air merupakan faktor penting yang juga harus diperhatikan. Temperatur yang tepat dapat menghasilkan kopi yang nikmat secara maksimal. Menurut National Coffee Association, suhu air yang paling ideal dalam membuat kopi adalah 195°F sampai 205°F atau 90--96 derajat celcius.

Akan tetapi, beberapa orang menggunakan suhu di bawah 90 derajat celcius ketika menggunakan metode manual brew. Meskipun demikian, temperatur air pada akhirnya menyesuaikan selera masing-masing penikmat kopi. Namun, suhu air tidak pernah di atas 96 derajat celcius karena dapat membuat kopi terasa pahit dan rasa kopi bisa hilang.

Apabila temperatur air terlalu dingin, kelarutan kopi juga akan semakin sulit sehingga kopi akan menggenang di permukaan dripper. Untuk mengontrol temperatur air, kamu bisa menggunakan termometer atau ketel yang dilengkapi pengatur suhu.

Teknik Seduh

Agitasi merupakan adukan atau gerakan turbulensi ringan yang terjadi pada bubuk kopi saat penyeduhan. Proses ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, baik menggunakan alat ataupun tidak. Dikutip oleh ottencoffee.co.id, Matt Perger, pemenang World Brewers Cup 2012, membagikan teknik pour over dengan konsep agitasi.

Ia mengaduk kopi dengan gerakan saling silang menggunakan stirrer setelah air dituangkan, lalu mendiamkannya sebentar sebelum penuangan berikutnya. Sementara itu, Scott Rao, salah satu ahli kopi paling berpengaruh di dunia, mempraktikkan konsep agitasi tanpa alat apapun. Ia memutar dripper dengan gerakan spiral untuk mengaduk rendaman kopi. Konsep agitasi ini dapat membantu meminimalkan kontaminasi rasa yang mungkin ditularkan oleh material stirrer.

Hasil seduhan terbaik merupakan hasil ekstraksi yang konsisten. Apabila setiap partikel dalam bubuk kopi mengalami level ekstraksi yang berbeda, maka rasa yang didapatkan cenderung tidak konsisten. Dengan begitu, para ahli kopi berpendapat bahwa teknik agitasi diperlukan karena agitasi dapat membuat setiap bubuk kopi yang belum diekstrak dapat terekstraksi.

Itulah beberapa cara menikmati kopi secara maksimal. Ketika kamu mengonsumsi kopi yang nikmat, tentu kamu akan merasa senang dan tenang, ‘kan?

Untuk hal ini, NESCAFÉ Classic bisa membantumu menyajikan kopi yang nikmat secara maksimal demi menikmati harimu dengan penuh semangat!